Monday, December 24, 2012

Osteoporosis Akut Si Bongsor (Muhammadiyah self-criticism)


As a movement, Muhammadiyah always demanded action, action and efforts towards the realization of the true Islam. The principle of Islam requires all actions and business rules based on the source of the highest of the Quran and As-Sunnah. Increasing number of employees or teachers in AUM (Muhammadiyah charitable efforts) who do not understand about the movement Muhammadiyah, became part of the thinning of the organization Muhammadiyah. The existence of mutual respect, gracefully, to appreciate the opinion, not anti-criticism, will produce a remarkable change in the vortex. All-embracing, holding hands not only for the sake of accelerating the movement of the cadre in Muhammadiyah Movement. Muhammadiyah is no longer so obese fragile. But a gallant Muhammadiyah. Hopefully.

Sebagaimana termaktub dalam Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah (keputusan Sidang Tanwir 1969), Muhammadiyah adalah Gerakan berasas Islam, bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, untuk melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi. Sebagai sebuah gerakan, Muhammadiyah dituntut senantiasa melakukan tindakan, aksi maupun usaha-usaha menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Asas Islam mengharuskan seluruh tindakan dan usaha tersebut didasarkan pada sumber aturan paling tinggi yaitu Al-Qur’an dan As-Sunah.
Sedangkan sistem gerakan Muhammadiyah digerakkan oleh 3 (tiga) pilar pranata yaitu jama’ah, jam’iyah dan imamah dalam satu kesatuan yang dilandasi dan dibingkai oleh nilai-nilai dan norma-norma Islam yang fundamental serta berorientasi pada tajdid baik yang bersifat purifikasi dan reformasi dalam segenap bidang kehidupan (Haedar Nashir, 2001:125). Ke-tiga pranata tersebut semestinya berjalan sebagaimana posisinya masing-masing secara optimal dengan norma-norma yang telah ditentukan Muhammadiyah. Jama’ah merupakan kelompok atau kumpulan orang-orang. Jam’iyah adalah gerakan yang dilakukan bersama-sama. Adapun imamah adalah pemimpin. Sebagai oraganisasi da’wah, gerakan Muhammadiyah dilakukan oleh anggota-anggotanya secara bersama-sama dengan pedoman-pedoman yang telah ditetapkan oleh pimpinan Muhammadiyah.
Usia Muhammadiyah yang telah mencapai satu abad dapat menjadi tolok ukuran keberhasilan dalam mengarungi bahtera pergulatan jaman yang semakin kompleks. Muhammadiyah telah menjelma menjadi organisasi yang besar terutama dalam hal kuantitas. Amal usaha Muhammadiyah (AUM) di berbagai bidang semakin menjamur seiring kebutuhan manusia yang selalu meningkat dan sifat dasar manusia yang selalu meminta pelayanan lebih baik. Hal ini memberi efek kebutuhan amal usaha Muhammadiyah akan tenaga kerja semakin meningkat pula. Jumlah anggota persyarikatan tidak mencukupi untuk memenuhinya, sehingga mau tidak mau, AUM mencari tenaga kerja dari orang—orang Non-Muhammadiyah. Dan tentunya, sangat dimungkinkan mereka tidak memahami Muhammadiyah, bahkan bisa jadi mereka malah melawan gerakan Muhammadiyah. Jika hal ini terjadi secara kontinu, tidak bisa dibayangkan bagaimana nasib gerakan Muhammadiyah di masa yang akan datang. Betapa kasihan Persyarikatan Muhammadiyah ini. Besar, Gemuk, tetapi terjangkit Osteophorosis akut. Penopang tubuhnya lemah. Rapuh. Dan sewaktu-waktu bisa saja lumpuh.
Harus diakui bahwa Muhammadiyah adalah (juga) organisasi kader. Muhammadiyah besar juga karena kader. Oleh karenanya perlu dilakukan tindakan aktif, percepatan penguatan kualitas dan kuantitas kader sebagai langkah mengimbangi laju pertumbuhan Amal usaha Muhammadiyah. Sudah semestinya tindakan aktif tersebut harus dilakukan secara masif tanpa dengan dibarengi cara-cara persusif. Perlu keselarasan antara dakwah fardhiyah (dakwah personal) dan dakwah jam’iyah (dakwah berkelompok). Semua elemen organisasi sudah seharusnya ikut bergerak, berdakwah dalam rangka pengkaderan demi kelangsungan hidup Persyarikatan Muhammadiyah.

`ä3tFø9ur öNä3YÏiB ×p¨Bé& tbqããôtƒ n<Î) ÎŽösƒø:$# tbrããBù'tƒur Å$rã÷èpRùQ$$Î/ tböqyg÷Ztƒur Ç`tã ̍s3YßJø9$# 4 y7Í´¯»s9'ré&ur ãNèd šcqßsÎ=øÿßJø9$#  
QS. Ali Imran : 104 “dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”

Percepatan penguatan kualitas dan kuantitas kader akan semakin terasa dampaknya jika setiap insan di persyarikatan mengembangkan sikap saling mengingatkan di antara anggota.

ÎŽóÇyèø9$#ur ÇÊÈ   ¨bÎ) z`»|¡SM}$# Å"s9 AŽô£äz ÇËÈ   žwÎ) tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=ÏJtãur ÏM»ysÎ=»¢Á9$# (#öq|¹#uqs?ur Èd,ysø9$$Î/ (#öq|¹#uqs?ur ÎŽö9¢Á9$$Î/ ÇÌÈ  
QS. Al Ashr : 1-3. “Demi masa.  Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,  kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”

Adanya sikap saling menghargai, lapang dada, menghargai pendapat, tidak anti kritik, akan menghasilkan pusaran perubahan yang luar biasa. Semua berangkulan –tidak hanya bergandengan tangan- demi gerakan percepatan pengkaderan di persyarikatan Muhammadiyah. Sehingga Muhammadiyah tidak lagi Bongsor yang rapuh. Namun menjadi Muhammadiyah nan Gagah Perkasa. semoga. Aamiin.

No comments:

Post a Comment