As a movement, Muhammadiyah always demanded action, action
and efforts towards the realization of the true Islam. The principle of Islam
requires all actions and business rules based on the source of the highest of
the Quran and As-Sunnah. Increasing number of employees or teachers in
AUM (Muhammadiyah charitable efforts) who do not understand about the movement
Muhammadiyah, became part of the thinning of the organization Muhammadiyah. The existence of mutual respect, gracefully, to appreciate
the opinion, not anti-criticism, will produce a remarkable change in the
vortex. All-embracing, holding hands not only for the sake of accelerating the
movement of the cadre in Muhammadiyah Movement. Muhammadiyah is no longer
so obese fragile. But a gallant Muhammadiyah. Hopefully.
Sebagaimana termaktub dalam Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup
Muhammadiyah (keputusan Sidang Tanwir 1969), Muhammadiyah adalah Gerakan
berasas Islam, bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya, untuk melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan
khalifah Allah di muka bumi. Sebagai sebuah gerakan, Muhammadiyah dituntut
senantiasa melakukan tindakan, aksi maupun usaha-usaha menuju terwujudnya masyarakat
Islam yang sebenar-benarnya. Asas Islam mengharuskan seluruh tindakan dan usaha
tersebut didasarkan pada sumber aturan paling tinggi yaitu Al-Qur’an dan
As-Sunah.
Sedangkan sistem gerakan Muhammadiyah digerakkan oleh 3 (tiga) pilar
pranata yaitu jama’ah, jam’iyah dan imamah dalam satu kesatuan yang dilandasi
dan dibingkai oleh nilai-nilai dan norma-norma Islam yang fundamental serta
berorientasi pada tajdid baik yang bersifat purifikasi dan reformasi dalam
segenap bidang kehidupan (Haedar Nashir, 2001:125). Ke-tiga pranata tersebut
semestinya berjalan sebagaimana posisinya masing-masing secara optimal dengan
norma-norma yang telah ditentukan Muhammadiyah. Jama’ah merupakan kelompok atau
kumpulan orang-orang. Jam’iyah adalah gerakan yang dilakukan bersama-sama. Adapun
imamah adalah pemimpin. Sebagai oraganisasi da’wah, gerakan Muhammadiyah
dilakukan oleh anggota-anggotanya secara bersama-sama dengan pedoman-pedoman
yang telah ditetapkan oleh pimpinan Muhammadiyah.
Usia Muhammadiyah yang telah mencapai satu abad dapat menjadi tolok
ukuran keberhasilan dalam mengarungi bahtera pergulatan jaman yang semakin
kompleks. Muhammadiyah telah menjelma menjadi organisasi yang besar terutama
dalam hal kuantitas. Amal usaha Muhammadiyah (AUM) di berbagai bidang semakin
menjamur seiring kebutuhan manusia yang selalu meningkat dan sifat dasar
manusia yang selalu meminta pelayanan lebih baik. Hal ini memberi efek
kebutuhan amal usaha Muhammadiyah akan tenaga kerja semakin meningkat pula.
Jumlah anggota persyarikatan tidak mencukupi untuk memenuhinya, sehingga mau
tidak mau, AUM mencari tenaga kerja dari orang—orang Non-Muhammadiyah. Dan
tentunya, sangat dimungkinkan mereka tidak memahami Muhammadiyah, bahkan bisa
jadi mereka malah melawan gerakan Muhammadiyah. Jika hal ini terjadi secara
kontinu, tidak bisa dibayangkan bagaimana nasib gerakan Muhammadiyah di masa
yang akan datang. Betapa kasihan Persyarikatan Muhammadiyah ini. Besar, Gemuk,
tetapi terjangkit Osteophorosis akut. Penopang tubuhnya lemah. Rapuh. Dan
sewaktu-waktu bisa saja lumpuh.
Harus diakui bahwa Muhammadiyah adalah (juga) organisasi kader.
Muhammadiyah besar juga karena kader. Oleh karenanya perlu dilakukan tindakan
aktif, percepatan penguatan kualitas dan kuantitas kader sebagai langkah
mengimbangi laju pertumbuhan Amal usaha Muhammadiyah. Sudah semestinya tindakan
aktif tersebut harus dilakukan secara masif tanpa dengan dibarengi cara-cara
persusif. Perlu keselarasan antara dakwah fardhiyah (dakwah personal) dan
dakwah jam’iyah (dakwah berkelompok). Semua elemen organisasi sudah seharusnya
ikut bergerak, berdakwah dalam rangka pengkaderan demi kelangsungan hidup
Persyarikatan Muhammadiyah.
`ä3tFø9ur öNä3YÏiB ×p¨Bé& tbqããôt n<Î) Îösø:$# tbrããBù'tur Å$rã÷èpRùQ$$Î/ tböqyg÷Ztur Ç`tã Ìs3YßJø9$# 4 y7Í´¯»s9'ré&ur ãNèd cqßsÎ=øÿßJø9$#
QS.
Ali Imran : 104 “dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung.”
Percepatan
penguatan kualitas dan kuantitas kader akan semakin terasa dampaknya
jika setiap insan di persyarikatan mengembangkan sikap saling mengingatkan di
antara anggota.
ÎóÇyèø9$#ur ÇÊÈ ¨bÎ) z`»|¡SM}$# Å"s9 Aô£äz ÇËÈ wÎ) tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=ÏJtãur ÏM»ysÎ=»¢Á9$# (#öq|¹#uqs?ur Èd,ysø9$$Î/ (#öq|¹#uqs?ur Îö9¢Á9$$Î/ ÇÌÈ
QS.
Al Ashr : 1-3. “Demi masa. Sesungguhnya
manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan
nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”